Jumat, 15 November 2013

KPK Jadi Hantu - Part 7 / END (Kisah Komedi Horor)

Sebuah cinta yang indah adalah adanya waktu, perhatian dan rasa kasih sayang yang diberikan. Tanpa itu, cinta akan menjadi lemah dan bisa jadi berakhir dengan cara yang tak kita inginkan. Siapa yang salah? Orang yang mengabaikan cinta itu.

Hari ini, aku tak akan membiarkan pria bulus itu pergi begitu saja. Dia harus jera dengan tingkahnya yang berbuat sewenang-wenang kepada istriku. Aku memang sudah menjadi hantu, tapi cintaku tak akan pernah mati untuknya.

“Kugal, cepat ke sini!” panggilku pada Kugal yang masih asyik menghitung bintang. Ya ampun, itu tak penting banget, deh.

Dia tidak membalas, hanya sebuah anggukan dan segera menghampiriku. Kami pun masuk ke dalam rumah istriku, mengikuti pria bulus itu yang terus menggandengnya. Dia tidak mengerti, ya? Istriku masih muda, bukan nenek-nenek yang harus digandeng masuk ke dalam rumah.

Ketika berada di ruang tamu. Pria itu makin berbuat yang keterlaluan. Dia lansung membuka kemeja yang dikenakannya dan segera menarik pakaian istriku. Hal yang aku tak mengerti adalah, istriku malah pasrah pakaiannya ditarik. Bukannya menolak atau mengatakan: Sweeper jangan begitu, Sweeper jangan begitu. Loh, ini film kartun Dora, yah?

Adegan panas mereka seperti dalam cerita horor Indonesia terus berlanjut. Pria yang masih tak kuketahui namanya itu terus merayu, membujuk, dan memaksa untuk istriku berbuat cabul begitu. 

“Berhenti! Berhenti! Berhenti!” teriakku sekuat tenaga dengan gaya cheerleaders sedang beraksi di atas tali sirkus agar membuatnya berhenti. Tapi, betapa bodohnya aku. Mereka tak mungkin mendengarku.

Sementara aku terus teriak menghentikan adegan panas mereka hingga rasanya wajahku telah berubah merah gemas. Kugal malah tertawa terbahak-bahak seperti sedang menonton acara komedi. Dia itu nggak ngerti banget perasaanku.

“Ayo, buka terus, goyangkan pinggulmu, raba pahanya, kuliti pakaiannya dan arahkan jarumku ke sekitar celananya,” sorak Kugal memberikan semangat bagai suporter sepakbola.

Aku sudah tidak habis pikir. Sepertinya Kugal malah memancing emosiku. Akhirnya membuatku naik darah, mataku membelalak tajam, taringku telah keluar serentak, cakar-cakarku mulai tajam untuk ditusukkan ke pantat orang lain, yaitu pria busuk itu.

“BERHENTI!!!!!” teriakku super kencang dan membuat angin topan yang sangat besar, hingga membuat benda-benda di depanku beterbangan, termasuk pria itu dan istriku yang sedang berbuat mesum. Mereka tampak ketakutan.

“Apa yang terjadi? Tak ada hujan, tak ada ojek, kok ada angin topan?” tanya istriku dengan wajahnya yang super kebingungan.
“Aku juga tidak tahu. Tapi, aku mau nyampain sesuatu. Penting banget.”
“Apa Mas?”
“Jawab dulu password-nya. Kalau aku bilang ‘penting banget’, maka kamu harus bilang ‘yang bener’,” ucapnya sok menjelaskan.
“Aduh, ini bukan acara kuis. Buruan, sebelum kutabok dengan pensil warna.”
“Baiklah, cepat tanda tangan surat ini,” ungkapnya lalu memberikan surat yang dimaksud. “Setelah kautanda tangan. Mari kita pergi dari tempat ini, sepertinya ada yang aneh.”

Surat? Surat apa itu? Aku yakin, itu adalah surat yang akan menghancurkan istriku. Aku segera berlari menghampiri mereka. Melemparkan semua barang yang menghalangi pergerakanku. Mereka makin ketakutan ketika barang yang dilihatnya melayang-layang.

“Jangan tanda tangan!” Segera kuraih leher pria itu. Mencekiknya dan berusaha membunuhnya. Dia gemetaran, keringatnya bercucur hebat. Sementara istriku menggigil ketakutan.
“Lepaskan aku! Lepaskan!” Dia terus meronta-ronta di genggamanku.
“Lepaskan? Setelah yang kaulakukan pada istriku. Kamu juga mau korupsi, kan?”

Aku lalu mengangkat tubuhnya dengan mencekik lehernya. Dia terus meronta-ronta dan ingin berkata sesuatu tapi tak jelas sama sekali karena cekikan yang kuberikan. Matanya memerah, mukanya mulai pucat pasi.

Lanjut kuhempaskan tubuhnya hingga menabrak lemari kaca. Tubuhnya bersimbah darah, kulitnya tergores luka. Aku masih tak puas, segera aku mendekatinya untuk memberikan pelajaran (Tenang, bukan pelajaran Matematika). Istriku masih tak berkutip, dia terus memojok di pojokan.

Beberapa langkah. Tiba-tiba sesosok menarikku dari belakang hingga aku jatuh terhempas karenanya. Kulihat dan dia adalah Kugal.

“Kugal, apa yang kamu lakukan?” tanyaku kaget.
“Aku tak membiarkan seseorang melukai orang yang kucintai,” ucapnya tajam seperti orang yang ingin memnghukum mati seseorang.
“Maksud kamu?”
“Sejak aku ketemu dia, aku lansung jatuh hati padanya. Makanya dari awal, aku sangat ingin mencicipi darahnya agar dia bisa bersama denganku selamanya di dunia hantu.”

Aku tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Tapi, itu memang nyata, ini bukan sinetron atau semacamnya. Dia ternyata mencintai pria busuk itu. Baguslah, wanita menyebalkan bersama pria busuk memang serasi.

“Oh, begitukah Kugal? Cepat kausingkirkan pria busuk itu dari sini atau aku yang akan menghabisinya.”
“Apa? Aku tak akan membiarkan kau melukainya lagi. Aku tadi malah senang ketika dia memperkosa istrimu karena aku bisa tahu bagaimana dia melakukan kepada orang di dunia nyata. Agar hubungan kami lebih baik di dunia hantu.”

Di tengah perdebatanku dengan Kugal, sesosok muncul dengan gaya anehnya. Congsot. Si Pocong Ngesot itu datang lagi. Aku senang tak karuan. Sahabatku itu ternyata datang untuk melihatku lagi.

“Cong…soottt!” teriakku sambil berlari menghampirinya dengan gaya slow motion seperti dalam sinetron yang baru pertama kali bertemu dengan orang yang telah lama dinantikannya bertahun-tahun. Ketika di dekatnya, aku lansung memeluknya erat sebagai rasa rinduku padanya.

Dia melepas pelukanku. “Ah, biasa aja. Apa yang terjadi?” tanyanya sok sinis.
“Tahukah kau? Kugal ternyata mencintai pria yang telah menyelingkuhi istriku dan dia tidak terima dengan perlakuan kasarku pada pria itu.”
“Kugal? Ah, cewek hantu sok cantik ini memang suka berbuat yang menyebalkan,” ungkapnya seperti telah mengenal dekat sebelumnya. “Woi, jika kamu memang suka dengan pria itu. Bawa dia! Jangan biarkan dia mengganggu istri Pak KPK.”
“Oke, aku akan membawanya pergi dari sini,” kata Kugal dan segera menghampiri pria itu. Lalu, dia menarik tubuhnya dan menggigit lehernya untuk dibunuh segera. Ih, aku yang menyaksikannya lansung muntah-muntah. Saking jijiknya. Sementara Congsot menatapku jengkel karena aku terlihat kampungan baginya. 

Akhirnya pria busuk itu mati seketika. Hal itu jelas ketika arwahnya lansung muncul menjadi sesosok hantu.

“Ahhh, apa yang terjadi? Kenapa aku tertidur lebay begitu?” tanya pria itu kebingungan sambil terus memperhatikan mayatnya yang terkapar di lantai.
“Bodoh! Kamu itu sudah mati dan sekarang kamu jadi milikku. Mari kita pergi!” ucap Kugal dan segera menarik tangan pria itu untuk membawanya pergi. Pria itu tampak tak rela dibawa Kugal.

Kugal dan pria itu pun pergi entah kemana. Aku menghampiri istriku yang sedari tadi terus meratap ketakutan.

“Istriku, aku sangat merindukanmu.”
“Kurnia, sayangku. Apa itu kamu? Aku juga merindukanmu. Aku harap kamu tak marah padaku karena telah menyelingkuhimu,” balasnya ketika sadar telah mendengar suara ala Justin Bieber yang keluar dari mulutku.
“Aku tak pernah marah padamu karena aku sudah tahu kamu melakukan ini karena ingin menyejahterakan hidupmu. Itu wajar. Aku sungguh senang bisa menatap wajahmu lagi. Tapi…”
“Tapi apa?”
“Tolong, pakai bajumu,” suruhku dan ia segera mencari bajunya dan mengenakannya.

Cintaku kembali bersemi ketika akhirnya pengusik hidup kami telah dibawa pergi Kugal. Congsot menatapku cemburu. Loh, bukan karena dia juga mencintaiku tapi karena dia cemburu tak mendapatkan pasangan seperti aku. Wajarlah, selain suka ngesot, dia juga jomblo ngenes.

“Gelena, aku mencintaimu tapi aku tak bisa bersamamu lagi,” ucapku sedih.
“Kenapa begitu? Tolong, kamu di mana? Aku tak bisa meihat kamu.”
“Aduh, aku di hadapanmu dan sedang mengelus wajahmu,” ucapku dan ia memegang wajahnya juga. “Kita tak bisa bersama karena kita punya dunia yang berbeda. Aku sudah jadi hantu.”
“Aku tak mau. Pokonya aku masih ingin bersamamu, selamanya.” Dia terus memaksa untuk tetap bersamaku, bahkan dia terus menghentakkan kakinya. Tidak penting!
“Tidak bisa.”
“Bisa.”
“Tidak bisa.”
“Bisa.”
“BERHENTIIII!!!” teriak Congsot menghentikan perdebatan kami dan jelas kami lansung diam seperti patung. “Kalian berdua sama egoisnya. Hmmhm, istri Pak KPK yang terhormat, cantik, memesona, dan WOW, kalian itu tidak bisa bersama lagi karena dunia kalian berbeda.”
“Tapi, aku tak rela harus berpisah dengannya,” ucapnya sembari air mata mulai mengalir deras. Aku sungguh kasihan melihatnya.
“Kamu ini sama saja dengan Pak KPK, egois. Kalau dibilang tidak bisa, yah, tidak bisa,” bentak Congsot dan kemudian menarik tanganku pergi meninggalkan istriku.

Aku hanya bisa pasrah. Aku juga tidak rela untuk berpisah dengannya tapi mau bagaimana lagi.

“Tunggu!” Istriku berteriak dan menepuk pundakku dari belakang. Aku berbalik dan betapa terperanjatnya ketika kulihat dia telah menjadi sesosok hantu. Rupanya dia telah melakukan aksi gila dengan menusuk perutnya sendiri dengan pisau berkali-kali hingga tewas.

“Ya ampun, kamu bodoh atau emang bodoh banget. Jika kamu mau mati, kan bisa bilang ke aku. Biar aku yang membunuhmu dengan cara lembut dan tak sekejam itu.”
“Tapi, kita bisa bersama lagi, kan?” ucapnya menggoda.
“Hehhehe, iya,” ucapku dan ia segera memeluk erat dan menyosor bibirku. Ah, sepertinya dia benar-benar kangen dengan tubuhku gembrotku. Heheheh.

Setelah lika-liku kehidupan telah kami jalani. Setelah kematian memisahkan kami. Akhirnya, aku dan istriku kembali bersama selamanya di dunia hantu. Congsot yang menatap kemesraan kami pergi mengesot dengan irinya. Aku harap, dia mendapatkan kekasih yang setia padanya.


TAMAT


Related Story for Cerita Bersambung ,Horor ,Komedi

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah menyempatkan diri untuk membaca artikel di atas. Sekarang waktunya untuk memberikan komentar, saran, kritik atau masukan demi karya yang lebih baik lagi. Buat kalian yang tidak memiliki akun google, bisa diganti dengan NAME/URL