Jumat, 29 Maret 2013

Aku untuk Kalian

Aku untuk Kalian
Aku adalah seorang manusia yang dilahirkan oleh dua insang dalam suatu hubungan yang sakral, mereka menyatukan cinta sehingga ku bisa menjadi bagian dari sejarah manusia. Masa kecilku adalah masa yang paling indah yang pernah ku miliki, kedua orang tuaku sangat merawat dan memperhatikanku. Mereka begitu peduli dan sayang padaku. Saat mau makan, ia menyuapiku. Mau mandi, ia membuat air hangat untukku hingga aku tak merasa dingin. Tidur, ia membacakan sepucuk dongen, setiap suaranya yang merdu membuatku terlelap.
Begitu indahnya masa itu. Namun seiring berjalannya waktu, kasih sayang dulu kini telah mulai luntur, memudar oleh zaman. Semua terjadi karena ikatan cinta kedua orang tuaku juga mulai longgar, tiada hari tak kulihat mereka bertengkar. Masalah sepele saja bisa menjadi masalah luar biasa besar bagi mereka. Aku sangat kesal dengan semua ini karena yang menjadi korban adalah aku, anak tunggal dari mereka. Mereka tak lagi memperhatikan dan peduli padaku, semuanya sibuk dengan pekerjaan dan pertengkaran mereka.
Suatu malam kami mulai bersiap untuk makan malam, tapi tiba-tiba ada telepon yang harus memaksa ayah kembali ke kantor, mungkin ada urusan yang sangat penting. Tapi, saat itu ibu tidak terima dan ia berkata “kamu itu pekerjaan saja yang dipikirkan, kamu tak peduli lagi dengan keluargamu di sini”, perkataan ibu itu membuat pertengkaran hebat di antara mereka. Akibatnya kami tidak jadi makan malam, ayah ke kantor dan ibu lansung lari ke kamar sedangkan aku ketakutan dan bersembunyi di dalam kamarku. Hal itu membuat aku sangat kelaparan.
Masih banyak lagi pertengkaran hebat kedua orang tuaku. Akibatnya aku berencana untuk membuat mereka kembali bersanding dalam satu cinta yang utuh. Meski begitu, sepertinya sangat sulit untuk melakukan hal tersebut tapi aku percaya bahwa cinta akan bisa bersatu kembali. Ku putuskan pada suatu pagi untuk sekedar menikmati indahnya dunia luar tanpa harus melihat kedua orang tuaku terus dalam keadaan peperangan. Tanpa rencana yang pasti aku melihat sebuah kue tar yang terlihat sangat lezat, hal itu memikat perhatianku dan tiba-tiba sebuah ide keluar dari pikiranku. Aku berfikir untuk membuat sebuah acara kecil untuk bisa membuat orang tuaku tak bertengkar lagi.
Ku tatap kue itu, namun ternyata harganya tak sebanding dengan isi kantongku saat ini. Aku berniat untuk meminta sedikit uang tambahan kepada orang tuaku namun sepertinya ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan itu. Lalu aku terus berfikir ribuan cara untuk mendapatkan uang agar bisa membeli kue itu, berhenti sejenak, sepertinya meminta uang kepada orang tua itu tidak masalah. Biar tidak ketahuan lebih baik aku berikan alasan lain. Saat ku mulai meminta, mereka malah sangat marah padaku padahal aku belum memberikan alasannya. Aku sungguh pusing dengan keluarga ini, hampir membuat aku putus asa.
Kembali aku keluar rumah. Di luar aku singgah di sebuah toko, tak terkira aku melihat setumpuk uang tergeletak rapi di atas meja, tanpa pikir panjang aku mencoba untuk mengambil uang itu karena aku pikir ini adalah salah satu jalan yang bisa aku tempuh untuk membeli kue itu sehingga bisa mempersatukan cinta orang tuaku lagi. Ku ambil dengan pelan dan hati-hati. Aku sedikit berkeringat, aku sangat takut, jantungku seperti ada sebuah gencatan senjata. Tanpa lama-lama lagi, akhirnya ku ambil juga uang itu, ku bawa dengan lari dan sepertinya tak ada yang sadar bahwa aku telah mengambil uang yang entah siapa yang punya.
Setelah melakukan aksi yang sangat  buruk itu, kemudian aku pergi membeli kue dan mempersiapkan beberapa bahan untuk acara nanti malam. Sekitar pukul 15.00, sebuah ketukan pintu terdengar dengan kencang, orang tuaku kemudian bergegas membuka pintu dan ternyata itu adalah polisi yang mencari aku karena telah melakukan pencurian. Aku menatap wajah orang tuaku dan mereka terlihat sangat geram. Polisi kemudian membawa aku dan orang tuaku pun ikut denganku. Di kantor polisi, ayah dan ibu sangat memohon untuk melepaskanku, mereka juga malah berjanji untuk lebih tegas padaku. Karena aku masih di bawah umur dan sedikit ada uang yang dikeluarkan ayahku untuk menggantikan uang yang aku curi akhirnya aku dilepaskan dan dapat kembali pulang ke rumah.
Saat di rumah, ayah dan ibu mulai melakukan aksinya. Ayah melempar aku dan membuat aku terjatuh, ia terus memukulku sambil ibu ikut menggertak padaku. Mereka sungguh marah dan menjadi sangat kejam padaku. Aku menangis dan kemudian aku teriak dan menjelaskan alasan kenapa aku melakukan tindak kejahatan itu.
“Pa, ma, aku melakukan ini bukan untuk senang-senang, bukan untuk sebuah kesenangan belaka, aku melakukan ini dengan satu tujuan yaitu agar bisa melihat kalian bersatu lagi, aku mencoba untuk membeli sebuah kue (sembari mengambil kue yang aku maksud), kue untuk acara kecil malam ini. Aku pernah minta uang sama kalian, tapi apa yang kalian lakukan? Kalian malah membentak aku jadi dengan terpaksa dan aku pikir ini adalah salah satu jalan yang bisa aku lakukan. Tidakkah kau tahu? Aku sangat tersiksa melihat setiap hari kalian dalam keributan, melihat kalian tak peduli lagi padaku. Aku masih butuh kasih sayang dari kalian. Aku ingin keluarga yang utuh dan bahagia” kataku sambil terus mengeluarkan air mata.
Mendengar penjelasan yang ku tuturkan, mereka terteguk dan begitu menyesal atas perbuatan mereka selama ini. Mereka menangis dan kemudian memeluk aku. Dalam hati aku berbisik bahwa saat seperti inilah yang aku tunggu selama ini. Aku berharap ini bukan yang menjadi terakhir tapi ini menjadi awal dari kebahagian dalam keluargaku.

Kamis, 28 Maret 2013

Sehat itu Pikiran

Menjadi sehat, kuat dan pintar adalah sebuah impian. Kita tak bisa beraktifitas dengan sempurna jika kesehatan kita terganggu. Sakit itu tidak enak tau!

Sehat itu Pikiran

Aku pernah baca sebuah artikel tentang mengatur pola hidup sehat, katanya:

Makan makanan yang bergizi dengan porsi yang teratur. Akhir-akhir ini, mengingat aku pernah sakit parah dan tidak pernah makan (sebenarnya sudah tidak mau ungkit lagi), akhirnya sekarang kulampiaskan sama yang namanya makanan. Sekarang aku makan 4-5 kali sehari. What? Tidak usah heran, biasa aja. Betul sekali bahwa aku memang makan seperti itu, yang aku sayangkan adalah buah yang bergizi masih jarang di rumahku jadi belum ada yang menjadi penyeimbang porsi makan aku. Ingat yah, sebenarnya yang paling dianjurkan adalah 3 kali sehari. Tapi…sekarang aku lagi doyan, jadi tidak masalah ya.. hehehehehe.

Selanjutnya, olahraga teratur. Dulu, aku paling malas bahkan sama sekali tidak pernah olahraga. Mengapa? Malas aja. Mau di bilang ada waktu, banyak banget tapi setiap mau olahraga pasti dipikiranku “akhh, lagi malas”. Nah, sekarang waktunya kata-kata itu mulai aku tutup dan simpan di dalam sebuah kardus terus aku jual (Stop! Bercandanya nanti dulu, sekarang lagi serius). Setiap pagi kuluangkan sedikit waktuku untuk olahraga kecil, kecil banget, yaitu dengan senam, push up, sit up, lari di tempat, dan berbagai olahraga kecil lainnya. Hal ini aku maksudkan biar tidak cepat kelelahan dan kondisi badan terus terjaga.

Selain itu, tidak bedagang, ekhh begadang maksudnya. Ini cukup susah bagiku karena malam adalah salah satu yang bisa aku lakukan untuk menghabiskan waktu di rumah. Soalnya kalau pagi sampai sore aku jarang di rumah, palingan untuk makan doang. Tapi, karena ingin sehat jadi aku berusaha untuk tidak begadang. Aku tidur sekitar jam 10 malam, setelah ngutak ngatik laptop dan nonton TV aku mulai terlelap. Tidak mendengkur kok, hehehhehe.

Mungkin masih banyak lagi cara mengatur pola hidup sehat, tapi satu yang penting yaitu pikiran alias “stres”. Ini sangat susah bagi aku, ingin sehat tapi pikirannya sangat bertubrukan. Aku sering galau. Pikiran sering tidak karuan. Jadi, bagaimana dong? Tips yang paling mujarab adalah sering nonton komedi. Kenapa harus komedi? Betul, karena dengan begitu kita akan sering ketawa sehingga bisa membuat pikiran kita menjadi tenang dan tidak ‘stres’ lagi. horeeeeee.

Cukup sudah mengatur pola hidup sehat. Semoga aku, kamu, dia, mereka dan kita semua bisa terus sehat dan kuat. Karena ingat “Sehat itu Pikiran”. Jika kamu terus berfikir yang sehat maka sehat juga ada padamu tapi kalau pikiranmu sudah sakit, maaf saja sakit kan segera mendekatimu.

Well, keep your health. Your health is your soul…..

Rabu, 27 Maret 2013

Puisi : Alam Telah Berpaling

Tiada guna ku berharap
Kini alam telah berpaling dariku
Memutar haluan pikiran
Menderu dalam bisikan

Entah ia tak setia
Bertahan dalam kenaifan
Membangun daratan kehidupan
Yang kian tak terkendali

Tidakkah ia mengerti
Lautan tak seluas artinya
Meski dalam yang terbatas
Namun tak terselip keraguan

Akibat tingkah perangai ia
Buat ku bagai rindu matahari
Bersinar di atas daratanku
Menumbuhkan lautan semerbak

Jika mesti begitu
Apalah daya diri ini
Ku bukan hutan belantara
Menyimpan segala duka

Senin, 25 Maret 2013

Best Friend isn't Beloved

Best Friend isn't Beloved
Aku masih ingat saat pertama kali kita bertatap muka, seakan hati ikut menyapa. Saat itu kau mengirim senyum untuk aku dan aku pun berbalik senyum. Wajahmu merona malu dan begitu cerah dan indahnya terpampan jelas. Waktu itu mungkin aku belum mengerti tentang perasaan yang satu itu, jantung berdetak, hati berbisik. Sungguh indah rasanya ketika mengingat itu.
Lama dalam satu kelas yang sama membuatku menjadi tambah tertarik pada dirimu, tapi hanyalah sekedar tertarik dan belum adanya hasrat untuk mengakui bahwa kau telah berbinar dalam binaran hati ini. Jauh setelah itu, ku mulai mendekat dan mencoba mencari perhatian dirimu. Tapi, kenapa? Kau seperti tak merespon rasa perhatianku untukmu. Aku tak menyerah, mulanya ku coba menjadi sahabat yang terbaik untukmu, sahabat yang setia kan mendengarmu disaat kau butuh tempat untuk mencurahkan segala isi hatimu.
Lama berselang, aku mendengar jutaan cerita bahwa ternyata kau telah mempunyai pujaan hati. Memang terasa sesak rasanya, namun aku tak mundur untuk terus mencari perhatian dirimu dengan tetap menjadi sahabat yang setia kepadamu. Setiap hari kau curahkan betapa kau terpikat dengan pujaan hatimu, menceritakan tentang keindahan hidup di antara kalian berdua. Hal itu tak khayal menyiksa raga ini, tapi ku masih tegar untuk tetap menjadi pendengar yang baik untuk engkau.
Tak lama kemudian, kabar burung terdengar di gendang telingaku bahwa dirimu telah menjalin cinta yang kandas dengan sosok yang pernah menjadi pujaan hatimu. Aku mulai bingung, merasa sangat bahagia karena orang yang selalu menjadi hantu di hatiku kini telah hilang tapi di sisi lain aku ikut sedih melihat engkau tak percaya dengan apa yang telah terjadi. Hal itu lantas membuat kau kembali datang padaku mengadu tentang pahitnya cinta, kau begitu murung, lesu dan tak bergairah. Di saat seperti itulah aku datang dengan sosok pahlawan menghibur kamu yang lagi gundah gulana.
Kecerian kembali bersinar di wajahmu, sakit yang pernah kau rasa dahulu kini tergantikan dengan indahnya perasaan yang kau bawa setiap hari. Perjuangan dan pengorbanan menjadi sahabat yang kau impikan memang berhasil ku wujudkan. Tapi pikiranku berkecamuk, ia ingin meminta lebih dari kau, hatiku pun ikut meronta untuk mendapatkan status lebih darimu. Namun, keberanian itu belum dapat terealisasikan. Aku masih belum mempunyai jiwa yang pantas untuk mengatakan suatu kata cinta untukmu meski hati dan pikiran terus mengamuk.
Memilih jalan sebagai sahabat dan menanti waktu yang tepat untuk mengungkapkan isi hati ternyata tidaklah tepat, seorang pria kembali menggeser jiwa ini untuk menduduki tempat yang kosong di hatimu. Aku terlambat! Aku mulai menyalahkan jiwa ini yang betul-betul bodoh untuk menahan semua rasa yang ada di hati. Aku geram dengan hidup ini. Akibatnya, aku mulai jarang dekat dengan dia, menjadi sahabat memang penting tapi apakah aku tak bisa hadir sebagai orang yang lebih untuk kamu?
Dengan begitu dangkalnya pikiran aku saat itu, aku mulai mempunyai siasat untuk memisahkan dia dan engkau. Berbagai cara yang muslihat ku perlihatkan dengan begitu kejam hingga akhirnya membuat kau benar-benar terpisah. Aku sangat senang waktu itu karena pekerjaanku membuahkan hasil tapi di saat itu pula diriku begitu menyesal melihat kau tampak sangat sedih. Kamu nangis dan begitu sangat gelisah hingga membuat dirimu menjadi sakit. Aku sungguh kejam, aku tak pantas untuk kau, saat itu aku memang menjadi iblis pemangsa.
Seperti yang dulu, hidupmu yang indah telah kembali. Kini kau lebih terlihat segar dan tak ada rona-rona kesedihan yang melekat di wajahmu yang menawan. Saat itu kau sudah sendiri, tak ada lagi yang mengisi ruang hampa di hatimu. Aku mulai melupakan apa yang telah aku lakukan untukmu saat itu, aku berfikir ini memang sudah jalannya. Waktunya aku bergerak untuk memberanikan jiwa ini mengeluarkan semua isi hati untuk kau dan ku ajak kau di tempat yang begitu indah dan mempesona di tepi sungai. Percikan air yang dikeluarkan sungai itu memang akan menjadi saksi bisu bahwa aku telah mengatakan cinta padamu.
Kau mendengar semua isi hatiku, tapi jawabanmu sungguh membuat hati ini tergores luka. Kamu menolak aku, kamu mengatakan bahwa “aku masih butuh waktu untuk sendiri, untuk aku bisa melupakan semua yang pernah terjadi padaku dan aku pikir aku lebih suka ketika engkau menjadi sahabatku bukanlah seorang kekasih untukku”. Aku sungguh tak habis pikir dengan jawabanmu itu, apakah aku betul-betul tak pantas bersanding denganmu, menjadi sesosok kekasih.
Aku merenung dalam hati, menangis dalam pikiran, menggertak dalam jiwa. Aku pun mulai sadar, apa yang kamu butuhkan untuk saat ini adalah seorang sahabat bukan seorang kekasih yang datang sebentar kemudian menghilang meninggalkan luka yang dalam. Maka dari itu, izinkan aku menjadi sahabat istimewa untuk kamu, sahabat yang tak pernah ingin melihat kamu meneteskan air mata, sahabat yang selalu menjadi pendengar nomor satu, sahabat yang selalu hadir di saat kau sedang butuh baik itu senang, sedih, murung, sepi, ramai, bahkan disaat kau sedang berada dalam saat yang terdesak. 

Krisis Uang Menyerangku

Gaswat.. gawat…gawast

Beberapa minggu terakhir uang betul-betul telah surut di kantongku, semua menepi bersiap untuk hilang keseluruhan. Aku pusing, pening, gundah, suram karena uang. Pengeluaran menumpuk, pemasukan malah kendor. Semua ini akibat dari molornya kesehatanku pada minggu lalu, aku terkena penyakit yang parah. Susah tidur (sebenarnya sama sekali tidak bisa tidur), tidak makan tapi cuma air susu yang masuk ke tenggorokanku. Setelah berfikir panjang, penyakit ini bukanlah penyebab masalah yang seutuhnya.
Masalah yang mungkin adalah pekerjaan. Pekerjaanku memang sudah tak bersahabat lagi, uang sudah jarang masuk. Namun, yang menyebabkan hal itu adalah karena aku memang jarang masuk kerja, selain karena kuliah dan kursus, kesibukan lain juga terus menghantui. Cukup, tak ada gunanya harus menyalahkan semua itu. Yang harus dipikirkan adalah bagaimana membuat uang kembali berbondong-bondong masuk di kantong bahkan hingga antri dan penuh sesak

Krisis Uang

Uang, berbicara tentang uang memang suatu hal yang sensitif. Maksudnya, jika kita mampu mengendalikan suasana maka kita akan terhanyut dengan indahnya uang, namun jika ternyata suasanalah yang mengendalikan kita maka kita akan merasa terancam dengan uang, sosok yang akan merenggut hidup kita, menghabiskan waktu kita dan hal tragis lainnya. Nah, kini aku sedang berada dalam status siaga (kayak ingin meletus aja), aku sedang kebingungan mengurus sosok yang dinamakan uang ini. Dulu uang seakan menjadi penolong yang loyal, tapi sekarang entah mengapa semua pada lari dan jarang muncul lebih banyak lagi.
Uang hilang, kepuasan terasa lenyap juga. Beli ini, itu, jadi sukar banget. Aduhhh, uang, uang, kenapa susah banget sih mengejar kamu untuk kembali lagi padaku, menjadi teman loyal dan selalu membantu aku, menolong dan menemani ketika aku butuh.

Capek curhat soal uang, semoga ini menjadi pengingat buat aku bahwa uang itu memang sulit dicari namun akan menjadi mudah jika kita punya keahlian untuk mencarinya, seperti apa? Tergantung kamu. Hehehehehe.

Minggu, 24 Maret 2013

Love Story : Air Mata Senyuman

Angin sepoi-sepoi terhembus melewati celah jendela kamarku pagi ini. Aku masih teringat, sekitar beberapa bulan yang lalu sang ibunda tercinta merangkulku dengan penuh kasih sambil menatap gulungan awan putih. Namun kini semua terasa berbeda bagiku ketika ia pergi meninggalkan diri ini. Semua ini terjadi karena perceraian antara ayah dan ibu dan membuat sebuah keputusan meja hijau, jika aku harus serumah dengan ayah. Ini sungguh membuat aku tersiksa, ditambah lagi ayah yang seakan melantarkan aku, ia jarang pulang ke rumah, bahkan hingga satu bulan pun ia tak kunjung pulang. Aku tak mengerti dengan sikapnya, aku pun tak tahu apa yang ia lakukan di luar sana.
Akibat peristiwa menyedihkan tersebut, kini aku telah dibalikkan oleh keadaan. Hidupku terpuruk, gelap tiada berwarna. Ku mempunyai seorang ayah, tapi ia menganggapku seolah tak ada. Ku berusaha mencari ibu, tapi ku tak tahu ia dimana. Aku menganggap dunia ini kejam, tak peduli dengan diriku. Ku mencoba mengakhiri hidup tapi tak ada guna.
Jika terus memikirkan hal itu, membuat aku pusing tiada tara. Bersyukur hari ini adalah hari minggu, hari libur nasional untuk semua sekolah se-Indonesia. Jadi ada waktu untuk menenangkan pikiran dengan terus merenung dan memenjarakan diri dalam kamar yang luasnya hanya beberapa meter tersebut. Setelah berusaha berdiam diri beberapa jam tanpa suara dan dentuman lagu, seperti biasanya sekitar jam 1.30 siang, di samping rumahku selalu membakar sampah dan membuat asapnya menyusup hingga kamarku. Jujur, ini sama sekali mengganggu, tapi sepertinya itu sudah menjadi kebiasaan mereka dan setiap kali aku menegur, mereka malah balik membentak. “Siapa ko?” adalah kalimat yang mereka sering katakan dengan aksen bugis yang masih kental tiap kali aku menegur. Daripada cari ribut, lebih baik cari makanan saja untuk ngisi perut aku yang sudah kosong ini.
Warung yang dekat dari rumahku berada di pinggir jalan, sedangkan rumahku sendiri berada di dalam lorong sempit sekaligus buntu. Ketika sampai di warung, aku hanya pesan nasi putih dan gorengan ikan. Ini memang sudah cukup, tapi biasanya saat ibu masih ada disisiku ketika aku makan siang, ia selalu membelikan nasi konro, makanan khas bugis Bone. Menyantap makanan seadanya telah membuat diriku sudah puas makan. Sekarang waktunya untuk kembali ke kamar dan aku berharap tetanggaku sudah tak membuat asap lagi agar aku bisa menenangkan diri kembali.
Tak terasa malam telah gelap, bendungan langit hitam siap menjelma, matahari telah kembali tenggelam bersama dengan sinarnya. Waktunya bintang dan bulan menghiasi langit malam. Aku pikir, ayah pasti belum pulang tapi entah mengapa malam ini ia pulang dengan cepat, aku tak tahu apa yang terjadi. Ingin bertanya, tapi suasana hati sedang tak mendukung. Mungkin saja, ia pulang cepat karena sudah tak ada pekerjaan lagi di luar sana. Jika seperti demikian, aku lebih memilih untuk lansung mendarat di atas ranjang besi. Menikmati tidur di malam yang panjang ditemani kedua bantal guling yang selalu setia.
Setelah melampiaskan malam dengan tidur pulas. Matahari sudah kembali dari peraduannya, siap untuk membakar diri demi pancaran sinar yang menerangi hamparan bumi. Di pagi hari yang cerah ini, aku sudah bangun sekitar jam 5.00 pagi, mengingat hari ini adalah hari Senin, pastinya akan ada upacara bendera di sekolah. Selain itu, jarak tempuh yag harus aku lalui menuju ke sekolah sangat jauh, sekitar beberapa kilometer jauhnya. Aku harus bergerak cepat agar tak ketinggalan angkot yang selalu nangkring di depan jalan dan sekalian biar tidak terlambat.
Seragam kebanggaan sekolah, tas punggung hitam, disertai dengan sepatu yang agak rusak telah kukenakan. Waktunya untuk bergegas sekolah, untungnya angkot belum jalan, jadi aku masih bisa ikut. Sampai di sekolah, aku melihat dengan pandangan yang berbeda dibandingkan dengan saat kehidupan aku masih cerah, belum ada pergolakan orang tuaku. Kini, aku datang bersama wajah murung dan perasaan tak karuan. Upacara berlansung dengan penuh keheningan, hanya teriakan komandan upacara dan pengibaran bendera merah putih disertai dengan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” yang memeriahkan suasana.
Upacara selesai, semua siswa kembali ke ruang kelas masing-masing. Perasaanku masih sama, tak karuan. Di kelas, aku melihat banyak teman yang menatapku dengan pandangan tajam, wajar saja aku baru masuk setelah tak ke sekolah  selama tiga hari karena perasaan yang depresi berkepanjangan. Mereka semua bertanya pada keadaanku, namun sepatah kata pun tak ada jawaban yang kukeluarkan, aku hanya menatap mereka dan lansung berpaling. Mereka pergi dan aku merasa bersalah, namun inilah aku, seakan tak kenal lagi dunia. Menjadi siswa pasif di kelas memang bukan diriku, siswa aktif dan sering bicara itulah aku. Tapi karena peristiwa menyedihkan kemarin membuat aku seperti ini, tak ceria.
Sementara pelajaran berlansung, tiba-tiba seorang gadis perempuan masuk ke kelasku. Setelah mendengar informasi dari guru pembimbing, aku baru tahu kalau ia ternyata adalah siswa baru. Gadis ini sangat menawan, kulit yang putih bersih, mata yang ayu, rambut lurus panjang, muka yang tirus, dan warna merah merona di pipinya. Sesuatu yang membuat aku makin tersanjung adalah ketika ia menampakkan senyuman indahnya, hal itu lantas membuat aku bagaikan melayang di udara bersama taburan mawar merah.
Hatiku seakan berwarna karenanya, tapi aku tak mengerti dengan perasaanku yang tetap saja beku. Seakan masih menganggapnya gadis biasa yang tak ada istimewanya dalam hatiku. Hal itu tentu saja membuat aku kebingungan, aku bahagia karenanya tapi perasaan hatiku belum juga mampu menerima kebahagiaan. Akibatnya aku hanya masih diam membisu. Berada di dalam kelas, yang aku lakukan hanya diam terpaku sembari menatap guru yang menjelaskan yang entah aku tak mengerti apa yang ia jelaskan. Selain itu, tak sekali aku sempatkan untuk menatap gadis yang tadi. Aku terus membayangkan dalam benakku dengan menggunakan perasaan yang gelap bahwa “Apa aku bisa bersama dia, duduk dalam suatu tempat duduk yang dihiasi oleh jutaan bunga disertai pakaian adat baju bodo, baju khas bugis?”.
Matahari sudah berada di atas puncaknya, ia bagaikan membakar dunia dengan jilatan api raksasa. Siang hari yang cukup panas di daerahku ini, membuat tubuh seakan tak mampu untuk berjalan. Lonceng berbunyi bertanda untuk pulang, semua siswa saling berdesak-desakan untuk keluar ruangan. Namun di sisi lain, aku hanya menatap mereka dengan perasaan yang masih sama seperti sebelumnya. Panasnya terik matahari disertai dengan hembusan pasir yang berterbangan, membuat aku agak susah bernafas. Untungnya angkot yang biasanya aku tumpangi datang dengan cepat, jadi tak membuat aku makan siang dengan debu lebih lama. Saat di angkot, aku terheran dan sekaligus senang, ketika siswa baru yang telah menyejukkan perasaanku ternyata juga menaiki angkot yang sama denganku. Awalnya aku terus terdiam, tapi ketika suasana mulai mendukung akhirnya aku menampakkan wajah ceria untuknya dan kami pun saling berbincang-bincang. Perbincangan diawali dengan perkenalan, namun lama kelamaan lansung merujuk pada hal yang berhubungan dengan kisah lucu hingga bertabrakan dengan kisah mengguncangkan jiwa. Aku sangat senang dengan ia, karena pembicaraan kami selalu nyambung.
Sejak pertemuan saya dengan ia di dalam angkot saat itu, setelah banyaknya pembicaraan yang dikeluarkan selama berbulan-bulan, akhirnya timbul perasaan suka padanya. Aku yang masih terlihat lugu, memang belum mampu untuk mengeluarkan isi hati. Hingga suatu ketika, kami dan teman kelas lainnya, menuju ke sebuah desa untuk liburan akhir semester. Saat itu aku hanya berdua dengan ia menuju ke sebuah sungai kecil, aku memang mengajaknya duluan dan meninggalkan teman yang lainnya. Sebenarnya aku punya maksud lain dari semua itu, aku berharap ketika aku mengungkapkan perasaan ditemani percikan air dan ikan-ikan kecil yang berenang dengan riang gembira, ia bisa menerima aku. Tapi ternyata dugaan aku salah besar, ia menolakku dengan alasan masih dalam keadaan berduka ketika ia baru ditinggalkan kekasih lamanya. Hatiku seakan rontok, tersiksa dan tak terkendali lagi meski ia berkata kalau ia ingin meminta waktu untuk menenangkan diri dahulu. Aku pun berkata balik bahwa aku siap menunggunya, meski itu adalah seabad.
Seiring berjalannya waktu, dari hitungan detik hingga ke bulan-an. Aku kembali menyanyakan ia dengan pertanyaan yang sama, yaitu apakah ia ingin menjadi orang yang mengihasi hatiku?. Setelah berharap yang cukup lama, ternyata ia tetap saja menolak. Namun, bukan dengan alasan yang sama beberapa waktu lalu tapi dengan alasan bahwa ia telah mempunyai dambatan hati yang lain. Hal itu lantas saja membuat aku tak habis pikir dan juga begitu sakit hati. Tapi apa daya itu adalah pilihan dia, jadi aku hanya bisa pasrah dengan keadaan.
Kejadian pedih itu ternyata membuka jendela cahaya bagiku, aku kemudian teringat saat waktu pertama kali aku bertemu dengannya. Saat itu, hidupku masih kelam, belum ada sedikitpun cahaya yang menyusup dalam ruang lubuk hatiku. Ketika aku melihat paras wajahnya yang elok, memberikanku kesadaran bahwa dunia tak sejahat katanya. Pelangi tiba-tiba membentur hatiku dengan goncangan asmara. Wanita itu membuatku jatuh hati dibuatnya. Namun sayang, cinta berkata lain padaku, ia tak menerima perasaan jiwa yang kuberikan. Meskipun begitu, aku tetap berterima kasih padanya bahwa ia telah mengajarkan tentang dunia itu tak selamanya indah, ada saatnya kesusahan, kesedihan menimpa kita. Tapi itu tidak dijadikan sebagai batu yang akan menghancurkan namun menjadikan batu yang membatu untuk berdiri tegak.

Sabtu, 23 Maret 2013

Melankolis is My Personality

Beberapa minggu yang lalu aku sudah ikut "training" dan ada tes personality. 4 kepribadian manusia itu adalah Plegmatis, Sanguinis, Koleris dan Melankolis dan hasilnya adalah "I'm Melancholic", aku si Melankolis yang dijuluki sebagai si Sempurna. Waduhhh...



So, bagaimana si karakter atau tipe dari kepribadian melankolis itu? Lihat aja di bawah ini:

Kelebihan Tipe Kepribadian Melankolis

Berikut ini sifat-sifat positif dari tipe kepribadian melankolis:
  • Memiliki tujuan yang serius, serta selalu sesuai dengan jadwal.
  • Artistik dan kreatif, puitis dan menyukai filsafat. Bersedia untuk mengorbankan diri dan idealis.
  • Perfeksionis sehingga memiliki standar yang tinggi.
  • Tekun, hemat, serba tertib, senang melakukan perincian dan senang keteraturan.
  • Selalu dapat melihat masalah dan dapat mencari solusi pemecahan secara kreatif.
  • Senang menyelesaikan apa yang dimulainya.
  • Berhati-hati dengan teman.
  • Puas hanya dengan dibelakang layar, malah cenderung menghindari perhatian.
  • Pendengar yang baik, setia, dan memiliki pengabdian.
  • Sangat perhatian kepada orang lain.

Kelemahan Tipe Kepribadian Melankolis

Apa sajakah kekurangan dari tipe kepribadian melankolis ini. Berikut ini sifat-sifat negatif dari tipe kepribadian melankolis.
  • Selalu melihat masalah dari sisi negatif, sehingga cenderung menjadi pemurung dan tertekan.
  • Mengingat hal-hal negatif dan menjadikannya sebuah dendam.
  • Rendah diri dan mudah merasa bersalah.
  • Lebih menekankan prosesnya dari pada hasil akhirnya.
  • Selalu melewatkan banyak waktu untuk menganalisis dan merencanakan.
  • Memiliki standar yang terlalu tinggi, sehingga banyak yang tidak sempurna dimatanya.
  • Susah untuk bersosialisasi karena terlalu banyak memilih.
  • Suka mengkritik, tetapi tidak suka dikritik.
  • Susah untuk mengungkapkan perasaan yang sebenarnya sehingga sering menahan kasih sayang.
  • Memiliki kecurigaan yang besar.
Melihat dari kelebihan dan kelemahan tipe kepribadian melankolis, sebagian sih benar tapi kayaknya tak semua tuh benar, wkwkwkw.

Nah, buat kalian yang pengen tahu, sebenarnya kepribadian kamu itu apa sih? klik aja di sini, tempat tes personality.

Jumat, 22 Maret 2013

How to Manage a Time?

Jika kalian lihat dari judul artikel ini, bisa jadi kalian menganggap bahwa ini adalah sebuah artikel tips mengatur waktu dengan baik. Tapi nyatanya ini adalah sebuah artikel curhat dari seseorang yang memiliki blog ini.
Akhir-akhir ini aku sedang pusing 1.700 keliling. Wah! Karena apa tuh? Apa lagi kalau bukan tentang waktu. Yapzt, aku sangat pusing bagaimana mengatur waktuku dengan baik, dulu sih bisa tapi tidak tahu kenapa sekarang terasa sangat sulit, luar biasa sulit. Kerja, kuliah, kursus, organisasi semuanya selalu bertabrakan, disaat aku ingin ke tempat ini, malah dipanggil untuk ke tempat yang lain, pusiiinngg…
Cara terbaik mungkin menghilangkan satu pekerjaan, tapi yang mana? Semua terasa penting bagiku. Kerja, penting banget soalnya bisa dapat “duit”. Kuliah, ini mah lebih penting lagi soalnya untuk masa depan aku yang lebih baik. Kursus, penting lah untuk menunjang pengetahuan aku lebih. Organisasi, juga penting banget biar bisa nambah pengalaman, apalagi mau jadi guru. So, what should I do?

Help me… help me… help me…

I’m really hope your suggestion, the best suggestion. I hope so.

Now! Time is my problem, my responsibility and my homework for manage it.

It's Me!

Kalau kalian baca salah satu artikel dari blog ini yang berjudul “My Name is My Lucky” pastinya kalian sudah tahu siapa nama saya.

Yah, my name is JUSTANG.



“I’m only human, people who find identity”. Saya hanyalah seorang pengelana dunia, maksudnya dunia maya. Menjadi famous itu impian, tak famous tak masalah yang penting popular, hehehe. Saya dilahirkan oleh seorang ibu yang telah menjadi pahlawan hidup saya. Namun dia tak sendiri, ia mendapat sebuah bantuan dari seorang laki-laki yang sering dipanggil ayah. Aku lahir di suatu tempat yang sederhana di bagian Sulawesi Selatan. Tepatnya pada tanggal 17 Februari 1994, ini sesuai dengan yang tercantum di KTP (Kartu Tanda Penduduk). Masih muda loh, tertarik tinggal kirim SMS (Short Message System), wwkwkwkw.
Kini aku sudah duduk di bangku mahasiswa. Menjadi seorang mahasiswa itu tantangannya berat, karena di sanalah dunia pendidikan yang sebenarnya. Saya adalah mahasiswa cagur alias calon guru. Jadi guru memang cita-cita saya tapi harapan saya menjadi seorang penulis, novelist exactly. Dari dulu kerjaanya cuma ngarang cerita, tapi sampai sekarang satu novel pun belum ada yang jadi. Ya Allah, apa yang terjadi? Apa aku bisa jadi novelis yang nyata? Just positive thinking, pasti bisa!!!
Jadi novelis, yahh, my hobbies are reading and writing. Nulis ini, nulis itu, pokoknya nulis. Dulu ada pelatihan penulisan, sayang aku ngga ikut soalnya ada jadwal yang tak bisa aku tinggalkan, tak bisa di cancel. Gilaaaaaaa, pengen ngejerit rasanya. Never mind! That is past time. Let’s think about future.
Ooppss..!! dari tadi ngebahas nulis, nulis dan nulis. Sekarang waktunya cerita tentang my face. Penting ngga ye? Ngga penting sih, tapi JUST SHARE. My face is not handsome but I’m not ugly. Lohhh, terus apa dong? Can you guess? If you curious with my face, just see my photo in this blog? You don’t find? Of course, you’re liar.
Skip about “face”. Aku pernah ikut training, dan ada sebuah program personality. Yapz, ternyata aku adalah tipe “Melankolis”, dijuluki si perfect. Katanya aku itu introver, memang betul sih, hehehe. Bagaimana kepribadian lainnya, cek aja tuh di google, bagaimana sih karakter si melankolis? Nah itulah aku.
Kalau dari teman-teman aku, katanya aku itu disiplin banget. Memang sih, aku itu disiplin, apalagi soal “time”, paling malu rasanya kalau aku harus buang waktu dengan sia-sia tanpa melakukan sebuah pekerjaan apapun dan yang paling bikin malu lagi adalah kalau terlambat, I’m late, OMG, I can’t imagine that. Jika terlambat, terasa tak punya muka lagi untuk berhadapan dengan banyak orang. Do you believe? Up to you, but that is real from me.
Kayaknya cuma itulah sedikit tentang aku. Aku tidak tahu lagi apa yang harus dibahas, so just say good bye but if you are still curious with me? Just ask me, and God willing, I can answer your question, aminn…

My Name is My Lucky

Have you ever heard, there are a people say that “what is the meaning of a name?”
I think, without your name, how do your friends or the other people call you?
Should they call you with the code only, like “hey, woyy, hello, or another”?
Aren’t you confused? They call you or the other people.
So… Name is really important for me, for you and for all people. It can be a tool for people to know you first, exactly.

My name is my lucky


About name. Wait….!!! Many people feel shy, gloomy. Why? Because their name. What happen with their name? yapzt…. Sometime, many people have name (I'm really sorry) like not cool, tacky and it makes a lot of people change their name with a cool name. Hmmhmhmh, OH MY GOD! What are you doing my bro and sis? Why are you shy? I have name like that, I mean like not cool. Do you believe? My name is JUSTANG. Eyuuhhh, Not cool yeah. But, I feel proud of my name, I get my name from my parents. Actually, I don’t know why my parent gave a name for me like that, I've asked them about the meaning of my name but they don’t know too, hahahha   I don’t care with that. The most important, I have a name and I feel lucky with my name. why do I say “I feel lucky” ? yah, I can be the best with my name and never been a problem with my name. there are not people feel disturb with my name. So, what’s problem? And for what I change my name? and you know, so many people can be succes althought their name not cool but I think, all name is cool. Depend on people think it.

The last. You must thank God with your name because your name is your lucky. THANK YOU, yuuhhuuu…..

Finally, I Make It

Dulu dan dahulu ku masih terus berkeliling di sekitar blog yang bertaraf informasi umum. Pernah sekali terbayang dalam benakku untuk mencoba membuat sebuah blog pribadi yang terisi hanya tentang aku, buat aku, dari aku dan di sekitar aku, tapi karena “time..time..time” selalu tak sempat bagiku. Mengurus sebuah blog yang berisi tentang informasi umum memang penting, selain menarik kunjungan juga bisa nambah informasi yang belum pernah aku jamah sama sekali. Tapiii………. mempunyai blog yang “it’s all about me” itu jauh lebih menggugah hati dan perasaanku, sekalian tempat “open heart” or “heart to heart”, cieee elahhh…
Finally, I Make It. Blog yang selama ini saya impikan, akhirnya terciptakan juga. Soal “time” tak jadi sebuah problem and trouble lagi buat aku dan gue. Blog simple nan elegant itulah yang akan aku ciptakan buat blog ini (berhasil ngga yee, pasti dong!).

So…. I just wanna say “WELCOME to MY New Blog, my new history, new style, new happiness…”