Minggu, 01 November 2015

Hidup Lebih Lama dengan Tidur Sedikit

Hidup Lebih Lama dengan Tidur Sedikit
Mengapa harus tidur? Ini sama saja dengan bertanya mengapa harus bernapas. Tidur adalah kegiatan paling mendasar bagi setiap makhluk hidup, ya, kecuali tumbuhan. Mengapa? Tumbuhan tidak memiliki otak dan ia tidak membutuhkan tidur. Tapi kita, sebagai makhluk berotak, tidur adalah pilihan yang tepat. Dengan tidur, bukan cuma tubuh yang beristirahat tapi otak juga akan melepas lelah setelah sepanjang hari berpikir tentang makanan, minuman, pekerjaan, pendidikan, bahkan anak orang.

Tahukah kamu? Belum, belum saya kasih tahu. Tidur bukan cuma untuk melepas lelah tapi tidur sudah jadi pola hidup atau kebiasaan yang sulit ditinggalkan. Sama saja, pacaran bukan cuma untuk melepas status jomblo tapi sudah jadi adat istiadat yang mendarah daging. Makanya kalau tidak tidur, rasanya seperti tidak dengar kabar si dia dalam waktu seharian. Nyesek dan bikin mata merah.

Banyak yang berkata, entahlah kata siapa, agar tidur lebih maksimal maka diperlukan tidur selama delapan jam setiap hari. Jadi, silahkan hitung! Jika tidur di malam hari pada pukul 10 maka kemungkinan harus bangun adalah pada pukul 6. Jika itu ‘wajib’ dilakukan setiap hari. Loh, buat yang muslim shalatnya gimana dong? Buat yang pacaran, malming-nya gimana? Buat yang nikah, ah, kamu sudah tahu kan dia butuh apa.

Rupanya kata yang entah siapa itu salah besar. Tidur lebih sedikit, kira-kira enam jam itu lebih baik. Bahkan kata Pak Prof. Jim Horne, Director of the Sleep Research Centre, tidur lama mempercepat kematian. Seram. Keburu nggak bisa lamar dia. Sebaliknya, tidur yang lebih sedikit kemungkinan untuk hidup masih lama. Hal ini terjadi karena saat tidur agak lama, jantung akan kekuragan oksigen apalagi di malam hari.

Sebagai kisah, saat itu saya sangat lelah jadi saya memutuskan tidur pada siang hari pukul 10, tanpa diatur sebelumnya, rupanya saya bangun pada pukul 5.30 sore. Dada saya sangat sesak, kepala ikut pening, dan kehausan melanda. Hal terberat adalah saya tidak sempat angkat telepon kekasih karena ketiduran. Yah, saya jadi tidak mengerti mengapa setiap tidur sangat lama membuat dada dan kepala terasa diguncang gempa 7.5 SR. Pusing sekali. Ternyata oh ternyata, kebanyakan tidur adalah tersangkanya.

Selain resiko penyakit jantung, orang yang kebanyakan tidur maka akan membuat daya ingat otak semakin lemah. Tidak mau kan jadi kena block sama si dia karena lupa tanggal jadian, lupa tanggal pertama kali kencan, atau lupa kalau dia pacar kamu. Hahaha.

Tidak heran, mengapa Allah dalam dalam firmannya yang suci menyuruh kita untuk tidur sedikit dan bangun pada waktu malam untuk shalat atau berdoa. Bahkan Rasulullah, pada setiap pagi sebelum matahari terbit dia sudah terbangun sembari khusyuk merapalkan dzikir. Subhanallah, tulisan ini jadi lebih religius. Tapi, bukan itu saja. Tidur sedikit dan bangun di pagi hari akan menguatkan jantung. Jadi debaran jantung saat dekat sama si dia akan lebih terasa. Loh, kok malah balik bahas dia lagi?

Eh, tapi jangan salah paham dulu. Tidur sedikit bukan berarti kurang tidur. Soalnya kurang tidur juga membawa dampak buruk bagi kesehatan. Imsomnia misalnya, kekurangan tidur jadi sering berhalusinasi yang tidak-tidak. Awas, kalau sekarang lagi halusinasi buruk. Selain itu, emosi jadi akan meluap-luap, sistem kekebalan tubuh menurun, nyeri otot, otak malah melemah, dan dampak buruk lainnya.

Jadi, tidur ya sewajarnya saja. Tidak lama dan tidak kurang. Kira-kira tidur selama 6 jam itu sudah lebih baik. Terus biasakan bangun tengah malam biar bisa sekalian berdoa untuk kelangsungan hubungan kalian berdua. Hahaha. Selamat tidur! Eh.


Related Story for Esai ,Informasi

Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih telah menyempatkan diri untuk membaca artikel di atas. Sekarang waktunya untuk memberikan komentar, saran, kritik atau masukan demi karya yang lebih baik lagi. Buat kalian yang tidak memiliki akun google, bisa diganti dengan NAME/URL