Kamis, 14 November 2013
Tuhan! Langkahku
semakin reyot
Kulit-kulitku
semakin tipis meleyot
Tulang-tulangku
mulai menjorok ke luar
Kerongkonganku
mulai mengering tempiar
Inikah akhir
hidupku?
Di tanah gersang
rerumputan
Aku terkapar dalam
pedih yang memaku
Lapar, aku
kelaparan
Adakah yang entah
kan menolongku?
Melepaskan aku dari
penderitaan
Dari teriknya sang
surya yang memangku
Membakar aku yang
tak lagi berlemak
Aku masih lapar
Sebiji pun nasi tak
masuk menusuk perutku
Setetes pun air tak
mengalir sehilir masuk
Aku kering,
kekeringan
Datanglah burung
nazar si pemakan bangkai
Makanlah aku,
cicipi tulang-tulangku
Biarkan aku mati
dan lepaskan penderitaanku
Aku rela dibanding
harus tersungkur pedih
Sengsara dengan
perut yang melilit
Related Story for Puisi
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)