Rabu, 06 November 2013
Orang-orang menyambutku dengan tawa. Aku tersenyum wibawa. Mereka membawa segala hawa bahagia tanpa kecewa. Dalam rupa, aku masih pada senyum berjiwa.
Semua menatapku tanpa beban. Bukan menganggap aku sebagai korban. Mereka menarikku dalam senda gurau tanpa aduan. Aku hanya memberikan senyum mengikuti peran.
Mereka terlihat sangat bahagia dalam rasa. Ceritakan segala canda mengenai asa-asa. Melupakan sejenak rentetan dosa. Aku tak lebih dari tersenyum tanpa bahasa.
Mungkin yang mereka tahu hanya senyum dalam rupa. Tak pernah sadar mengenai arti dari senyum hampa. Sebuah senyuman tanpa arti apa-apa. Ketika aku benar-benar hanya tersenyum menyapa. Ketika jiwa hanya berisi tangisan yang menerpa.
Aku sedang merintih dalam hati. Hanya senyum yang mampu kutunjukkan meski tiada arti. Aku yakin sekata pun tak pasti untuk menjadi pengganti. Hanya rintihan ini yang mengadu tanpa henti.
wtp, 06112013
Semua menatapku tanpa beban. Bukan menganggap aku sebagai korban. Mereka menarikku dalam senda gurau tanpa aduan. Aku hanya memberikan senyum mengikuti peran.
Mereka terlihat sangat bahagia dalam rasa. Ceritakan segala canda mengenai asa-asa. Melupakan sejenak rentetan dosa. Aku tak lebih dari tersenyum tanpa bahasa.
Mungkin yang mereka tahu hanya senyum dalam rupa. Tak pernah sadar mengenai arti dari senyum hampa. Sebuah senyuman tanpa arti apa-apa. Ketika aku benar-benar hanya tersenyum menyapa. Ketika jiwa hanya berisi tangisan yang menerpa.
Aku sedang merintih dalam hati. Hanya senyum yang mampu kutunjukkan meski tiada arti. Aku yakin sekata pun tak pasti untuk menjadi pengganti. Hanya rintihan ini yang mengadu tanpa henti.
wtp, 06112013
Related Story for Puisi Liris
3 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
sip bagus deh info nya gan
BalasHapusterimakasih
mantaab
BalasHapussiiiiipp..
BalasHapus