Senin, 05 Mei 2014
Aku Tak Punya Teman
Teman? Siapa sih teman itu? Apakah dia sejenis tumbuhan
merambat? Seekor hewan? Atau makhluk tak kasat mata?
Entahlah. Yang jelas, aku tak punya teman.
Dalam dunia yang selama ini kujalani, aku tak pernah
punya teman. Kalau pun punya, aku tak ingat kapan. Tiap hari kujalani dengan
indah, tanpa teman. Tanpa iming-iming teman. Pokoknya, aku tak punya teman.
Aku pernah bertemu dengan seseorang. Katanya sih dia teman. Ah, yang benar teman
seperti dia? Lagaknya agak aneh, menyedihkan. Ditatap dengan sebelah mata pun
tetap memilukan. Ada lagi, dia juga pernah bilang kalau dia adalah teman. Masih
tak percaya, rupanya teman seperti dia. Tiap hari sembunyi di balik kata-kata.
Mengendap perlahan, mencuat perlahan, bahkan menusuk perlahan. Terasa
mengerikan. Ataukah teman memang mengerikan? Ah, aku masih tak punya teman.
Dulu. Dulu sekali. Setiap hari, ada yang mengaku teman,
lalu pergi begitu saja. Apa memang teman begitu? Menakutkan. Sudah seperti
nyamuk yang menghisap darah, lalu pergi membekas luka bahkan perih. Oh, teman.
Apa memang kau seperti nyamuk?
Masih soal teman. Atau orang-orang yang mengaku teman.
Beberapa waktu yang lalu, ada pula yang mengaku teman. Kini masih bisa
dipercaya. Setelah waktu berjalan menuju bulan. Dia malah mendengus. Kotoran
berkoar di mana-mana. Hampir seperti kerbau, sapi, atau bahkan kuda. Kotoran
dibuang begitu saja, tanpa malu. Bahkan sering memberi kotoran. Apa memang
teman seperti itu. Kalau begitu, mending memang tak punya teman.
Hmhm, teman. Teman. Seperti apa sih wujud kau? Masih ada lagi yang mengaku
teman. Aku terpaksa percaya biar tahu jelas apa itu teman. Dia memberiku
manisan. Banyak sekali. Eh, malah dia juga memberiku cabai. Bahkan lebih
banyak. Apa teman tak konsisten? Atau memang teman rupanya seperti itu? Ah,
benar-benar tak mau punya teman. Membuat dilema.
Sekali lagi, seseorang datang di saat aku sedang bahagia.
Katanya sihdia teman. Kami berpesta bersama. Merayakan indahnya
dunia. Lalu, suatu ketika. Aku sakit. Aku terluka. Dia tak datang.
Katanya sih lagi
sibuk. Lanjutnya, lagi acara keluarga. Eh, teman ke mana dirimu? Apakah teman
memang seperti kau? Ihh, tak butuh teman kalau kalau teman kayak kau.
Cukup! Aku bilang aku tak punya teman. Jadi, jangan suka
ngaku teman malah bukan teman.
Baiklah terakhir, beberapa hari yang lalu. Seseorang
datang saat aku sedang bahagia karena nilai ujian memuaskan. Dia berkata dengan
sopan dan halus. "Selamat, aku ikut bahagia melihat kau bahagia."
Lalu, beberapa hari kemudian. Dia kembali datang tapi dalam kondisi berbeda.
Aku terluka dalam hati. Bahkan air mataku tak lagi menetes saat itu karena
jeritan hati lebih kuat. Dia berkata, "Tak perlu sedih, kau tak sendiri.
Aku di sini."
Aku lalu bertanya, "Kau adalah teman?". Dia
tersenyum lalu bergumam, "Aku bukan teman. Aku adalah sahabat."
Akhirnya aku tahu, aku tak butuh teman tapi aku butuh
sahabat.
Watampone, 21:17. 05-05-14
Justang Zealotous
Related Story for Curhat
,Esai
0 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)