Minggu, 11 Mei 2014

Gubuk Tanpa Pintu

Gubuk Tanpa Pintu
Oleh: Justang Zealotous

Ini adalah rumahku, tempat aku mendekap hening. Saat aku telah keluar mencuri napas dan merampok semua udara. Aku kembali dan pasti akan tetap bertahan pada rumahku. Meski rumahku ini hanyalah gubuk tanpa pintu. Lalu lalang keluar masuk orang-orang yang ingin perlindungan. Saat suasana hati tak lagi damai.

Gubukku ini memang lebih damai akan yang lain. Meski gubuk, bahkan tanpa pintu tapi semua nyaman menaruh pilu. Tiap kali orang-orang datang dengan mudah, lalu pergi jua dengan mudah. Semua memang telah telanjur sudah. Namun akan bahagia ketika mereka tetap tengadah saat aku butuh.

Gubukku yang tanpa pintu ini memang tak pernah kosong. Selalu penuh sesak dengan rupa-rupa yang menitipkan duka. Bahkan beberapa sudut gubukku ini penuh lubang, tak diisi dengan rupa bahagia. Tak ada yang menitipkan suka ataupun cinta.

Aku telah lama menanti orang dalam gubukku ini. Orang yang bersedia menitip jiwanya untuk bersama. Orang yang senantiasa hadir menutupi segala lubang penuh duka. Orang yang bersedia menutup gubukku ini dengan pintu untuk orang lain.

Namun rasanya terlalu sulit. Orang yang kunanti hanyalah segelintir yang rela. Bahkan orang yang rela itu pun terkadang pergi, bahkan tak sadar bahwa dialah orang itu. Orang yang akan menyatu dengan gubukku.


Related Story for Puisi Liris

Comments
2 Comments

2 komentar:

Terima Kasih telah menyempatkan diri untuk membaca artikel di atas. Sekarang waktunya untuk memberikan komentar, saran, kritik atau masukan demi karya yang lebih baik lagi. Buat kalian yang tidak memiliki akun google, bisa diganti dengan NAME/URL