Jumat, 13 September 2013
Aku hanya bisa menatapmu lesu dari kejauhan. Membuncah
pedih dari hati yang paling dalam. Tanpa bisa mengumbar kata kepadamu bahwa aku
sangat mencintaimu.
Jikalau pun bisa, sungguhlah tak pantas. Siapa aku?
Aku bukanlah apa-apa. Dia yang di hatimu sekarang jauh lebih sempurna daripada
aku. Aku sadar hal itu.
Tapi, aku hanya bisa mengabarkan pada mentari di kala
fajar telah datang, membisiki rembulan ketika malam telah menutup. Jika aku
jauh lebih baik daripada dia. Seseorang yang kini di hatimu.
Tahukah kau? Apa jawaban mereka? Ya, aku tetap
bukanlah apa-apa. Aku hanya pecundang kata-kata. Merangkai huruf demi huruf
menjadi sebuah rangkaian kalimat tanpa makna. Mengukir kisah pilu tanpa cara
untuk mengubahnya. Aku sadar hal itu.
Lalu, apa yang aku lakukan? Tidak ada? Salah! Aku
mulai memantaskan diri bersamamu. Melakukan sesuatu yang luar biasa hingga
akhirnya kau sadar bahwa kau telah salah memilih, karena pilihan satu-satunya
yang terbaik untukmu adalah: bersamaku.
Kuminta supir angkot tuk ajari aku mengemudikan mobil,
agar aku bisa menjemput hatimu ke hatiku meski hanya pakai angkot. Terus
kuminta satpam tuk ajari aku bagaimana mengamankan sesuatu, agar aku bisa
menjaga hatimu selalu. Kemudian kuminta pemulung mengajariku memulung sampah,
agar aku bisa tahu sesuatu yang dapat didaur ulang tuk membuatmu terus
tersenyum. Terakhir, kuminta pembantu tuk mengajariku melakukan pekerjaan
rumah, agar aku tahu cara terbaik mengusap air matamu di saat kau menangis.
Dan, dengan semua yang telah aku lakukan untuk bisa
pantas bersamamu. Maka, kumulai tuk memberanikan diri mendekatimu di saat aku
telah yakin bahwa kini aku jauh lebih baik, jauh lebih hebat, jauh lebih
sempurna dan jauh lebih mudah tuk menghayal semua itu. Hahahahah!
Cukup! Berhentilah menghayal! Lakukan sesuatu dan
buktikan!
Related Story for Curhat
,Flash Fiction
2 Comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
keren :)
BalasHapusterima kasih telah berkenan untuk membaca kata demi kata di blog ini :D
Hapus